Minggu, 27 Januari 2008
Kamis, 24 Januari 2008
Sansevieria humbertiana (Guill.)
Sansevieria hargeisana (S. sp. Hargesia, Somalia - old name)
Sansevieria suffruticosa 'Frosty Spears'
Sansevieria francisii
Diposting oleh bj-sanse member of Kediri Indonesia Sansevieria Soceity (KISS) di 22.17 0 komentar
Label: francisii, Sanseveira
Sansevieria fischeri
Sansevieria eilensis (Chahinian)
Ditanam di pot standar 4 inchi atau disesuaikan dengan perakaran dari tanaman.
Panjang daun kira-kira sekitar 5,08 cm dengan lebar 1,27 cm. Dalam tiap tahun tanaman ini bisa tumbuh 1 daun.
Diposting oleh bj-sanse member of Kediri Indonesia Sansevieria Soceity (KISS) di 22.06 0 komentar
Label: Chahinian, eilensis, Sanseveira
Sanseveira Dawei
Sanseveira Bacularis
Diposting oleh bj-sanse member of Kediri Indonesia Sansevieria Soceity (KISS) di 21.54 0 komentar
Label: bacularis, Sanseveira
Prinsip Dasar Penyiraman Sanseveira
Namun, sejak awal abad ke-19, tanaman ini pun mulai naik pamornya. Sansevieria dianggap sebagai komoditas tanaman hias yang penting di dunia. Bentuk dan corak daunnya yang indah dan sangat beragam ternyata mampu memikat hati para penggemar tanaman hias.
Untuk mendapatkan sansevieria yang indah dan memukau, tentu tidak terlepas dari teknik perawatan yang tepat. Sifatnya yang bandel dan tahan terhadap kondisi tumbuh seperti apa pun, membuat sansevieria sangat mudah dirawat. Namun tetap saja, kita harus sungguh-sungguh dalam melakukan perawatan tersebut.
Salah satu faktor yang perlu diketahui dalam perawatan sansevieria ini adalah penyiraman. Penyiraman merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan air tanaman dan mengganti kehilangan air dari media. Besarnya kebutuhan air sangat dipengaruhi oleh jenis sansevieria, fase pertumbuhan tanaman, suhu lingkungan, kondisi pencahayaan, dan kondisi lingkungan (indoor atau outdoor).
Berikut ini adalah prinsip dasar penyiraman sansivieria yang bisa Anda terapkan.
- Jenis sansevieria yang berdaun lebar dan tipis, seperti S. trifasciata, membutuhkan air lebih banyak dibandingkan dengan jenis yang mempunyai daun tebal dan sempit seperti S. cylindrica.
- Pada lingkungan dengan suhu tinggi, kelembapan udara rendah, dan sinar matahari melimpah, kebutuhan air lebih tinggi. Sebaliknya, pada suhu rendah, minim cahaya matahari, dan kelembapan udara tinggi akan menurunkan tingkat kebutuhan air.
- Jenis wadah memengaruhi jumlah air yang dibutuhkan. Pot yang terbuat dari tanah liat akan meloloskan uap air dari permukaannya, sehingga air dalam media tanam akan segera habis.
- Gejala kelebihan air sama dengan gejala kekurangan air, di antaranya tanaman layu, warna tepi daun menjadi kecokelatan, daun baru tumbuh kerdil, dan pertumbuhan terhambat.
- Kelebihan air dapat mendorong oksigen keluar dari media tanam tanaman. Tenaman akan mudah terserang oleh berbagai penyakit, baik yang disebabkan oleh jamur maupun bakteri
Diposting oleh bj-sanse member of Kediri Indonesia Sansevieria Soceity (KISS) di 20.26 0 komentar
Label: penyiraman, Sanseveira
Khasiat Sanseveira Trifasciata Prain
Khasiat
Rimpang Sansevieria trifasciata berkhasiat sebagai obat batuk dan daunnya untuk obat luka akibat digigit ular. Untuk obat batuk dipakai 2 sendok teh serbuk kering dari akar Sanseveiria
trifasciata, diseduh dengan 1 gelas air matang panas, dinginkan lalu sekaligus.
Daun dan rimpang Sansevieria trifasciata mengandung saponin dan kardenolin, di samping itu daunnya juga mengandung polifenol
Diposting oleh bj-sanse member of Kediri Indonesia Sansevieria Soceity (KISS) di 20.07 0 komentar
Label: khasiat, Sanseveira, Trifasciata
Antisipasi Penyakit Sanseveira
Antisipasi Hama dan Penyakit
Pada dasarnya tidak terlalu banyak hama dan penyakit yang menyerang sansevieria. Namun demikian beberapa hama dan patogen penyebab penyakit sering mengganggu pertumbuhan tanaman ini. Hama pada sansevieria umumnya dari jenis serangga yang merusak tanaman. Sedangkan penyakit yang menyerang adalah jamur dan bakteri.
- Hama
Siput
Siput yang telanjang atau yang berumah akan menyerang bagian daun, bahkan akar tanaman. Gejalanya mudah dikenali, karena tampak adanya bekas gigitan pada daun dan kotoran yang berserakan di sekitar tanaman. Siput aktif menyerang sansevieria pada malam hari. “Pada umumnya, pemberantasan hama ini bisa dilakukan secara manual, yakni dengan cara mengambil dan membuang siput yang umumnya berada di bagian bawah daun. Akan tetapi, bila serangannya cukup hebat, dapat digunakan melusida Metaphar atau Moluskil dengan dosis sesuai anjuran,” ujar Syaichul.
Thrips
Selain siput, hama jenis thrips juga sering menyebabkan kerusakan yang parah. Hama jenis ini menghisap cairan tanaman, sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Di Indoensia, thrips yang menyerang biasanya dari jenis Herciotrips Feronalis. Hama ini biasanya akan menyerang pada musim kemarau. Thrips dapat diberantas dengan Kelthane, Tracer, atau Supracide dengan dosis sesuai anjuran.
Penyakit
Penyakit yang menyerang sansevieria umumnya merupakan gangguan yang diakibatkan oleh adanya patogen atau jasad renik yang tidak terlihat oleh mata biasa.
- Busuk lunak (becterial stem rot)
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Erwinia Carotovora yang menyerang daun atau akar tanaman, terutama menginfeksi melalui luka yang menganga. Daun atau akar yang terserang tampak berwarna kecoklat-coklatan dan terasa lunak bila dipegang, berlendir, serta berbau tidak enak, dan lama kelamaan akan berubah seperti bubur.
Penyakit ini muncul apabila kondisi tanaman lembab akibat hujan yang terus menerus dan kurang cahaya. Patogen ini cepat menyebar melalui perantara air, serangga, tangan, alat pertanian, ataupun pakaian pekerja.
Cara mengatasi serangan patogen ini adalah dengan memangkas bagian yang terkena serangan dan mengolesinya dengan Na-hipoklorit (Clorox), serta membakar bagian yang terkena serangan. Sementara, untuk mencegah serangan bagian lainnya digunakan bakterisida Agrept sesuai dosis anjuran.
- Busuk akar
Busuk akar disebabkan oleh jamur Aspergillus niger. Jamur ini muncul apabila kondisi media tumbuh terlalu basah. Apabila jamur ini telah menyerang, satu-satunya cara agar serangan tidak meluas adalah sebagai berikut :
- Angkat tanaman dan potong akar yang busuk. Akan terlihat kumpulan spora jamur yang berwarna coklat kehitam-hitaman.
- Cuci perakaran sampai bersih dan rendam sebentar dalam larutan fungisida (misalnya : Aliette dengan dosis sesuai anjuran dan labelnya).
- Tanaman dalam media baru.
- Bakar media yang lama, karena telah tercemar spora jamur.
- Bercak daun
Gejala serangan penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium Moniliforme ini khas sekali, yaitu munculnya warna ungu kemerah-merahan pada daun yang terserang. Selanjutnya, bercak kemerah-merahan akan melebar dan membentuk luka. Pemupukan nitrogen yang terlalu tinggi akan memacu serangan fusarium ini.
Untuk mencegah meluasnya serangan, lakukan langkah-langkah berikut :
- Mula-mula, keluarkan tanaman dari pot dan buang bagian yang sakit.
- Selanjutnya, tanam dalam media baru dan semprot dengan fungisida (misalnya : Benlate, Dithane, atau Antracol dengan dosis sesuai label).
Cara pengendalian Hama & Penyakit Sansevieria
“Terdapat empatjenis pengendalian yang sering saya gunakan sebagai tindakan pencegahan. Tindakan tersebut antara lain pengendalian mekanis, sanitasi, kultur teknis, dan pengendalian kimiawi,” kata Syaichul.
- Pengendalian mekanis
Pengendalian secara mekanis dilakukan apabila serangan hama masih dalam jumlah terbatas. Misalnya, siput dapat diambil dengan tangan dan dibunuh. Demikian juga dengan kutu yang terdapat pada bagian daun dapat didorong dengan kuku dan dibunuh. Semut-semut yang tidak terlalu banyak pun dapat diambil secara manual dengan tangan.
- Sanitasi
Menjaga kebersihan lingkungan merupakan salah satu cara untuk menangkal serangan hama dan penyakit. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman merupakan tempat persembunyian yang disukai hama dan patogen penyebab penyakit. Dengan membersihkan kebun secara rutin, hama tidak mempunyai kesempatan untuk bersembunyi. Selain itu, kebun yang bersih akan sedap dipandang dan merupakan lingkungan kerja yang baik.
- Kultur teknis
Pemeliharaan tanaman yang baik dapat meningkatkan kesehatan tanaman. Penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penggantian media tumbuh dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung, kultur teknis yang baik dapat memantau keberadaan hama dan penyakit secara dini.
- Pengendalian Kimiawi
Diposting oleh bj-sanse member of Kediri Indonesia Sansevieria Soceity (KISS) di 19.59 0 komentar
Label: penyakit, Sanseveira
Pesona Sanse Media PAsir Laut
Nun di Yogyakarta, ada juga Yoe Kok Siong, yang membuat sansevieria mini dengan cara tak lazim. Pemilik nurseri Kaliurang Garden Center itu menumbuhkan sansevieria dari kelompok trifasciata di media pasir laut. Semuanya berawal dari kebetulan belaka. Ketika itu setahun silam, ia mengambil pasir laut untuk dihamparkan di taman. Tak disangka, sansevieria yang terkena pasir laut tumbuh bagus. Padahal, sebelumnya lidah mertua itu terabaikan lantaran membusuk di pot dengan media biasa-campuran tanah, kompos, dan sekam.
Ia pun memindahkan sepot lidah naga ke dalam pot kecil dengan media pasir laut murni. 'Pasir cukup dijemur sampai kering, baru dipakai sebagai media,' katanya. Benar saja, sang lidah jin tumbuh prima meski berukuran mini. Pengusaha jamu itu lalu meletakkannya di atas meja selama berbulan-bulan tanpa penyiraman. Menurut Yoe, sansevieria tetap mendapat pasokan air karena kelembapan Kaliurang tinggi. Diduga pasir laut mampu menyerap butiran air dari udara. Sementara sosok mini terjadi karena ukuran pot kecil, sehingga pergerakan akar dan daun terhambat. Media itu berhasil menumbuhkan sansevieria mini sebanyak 400 pot.
Menurut Lanny Lingga, praktisi tanaman hias di Bogor, sebetulnya sansevieria tak menyukai media dengan elektrokonduktivitas (tingkat penghantaran listrik yang dipengaruhi jumlah kation dan anion, red) tinggi dan suasana basa. Kemungkinan besar pasir pantai memiliki elektrokonduktivitas tinggi dan suasana basa karena tingginya kadar garam, 'Bila yang digunakan pasir pantai, kadar garam tinggi, karena terjadi proses pengendapan garam. Lidah mertua bisa keracunan garam dan busuk karena bakteri. Soalnya, bakteri menyukai suasana basa,' tutur Lanny.
Namun, bukan berarti pasir laut tak bisa digunakan. 'Saat ini banyak pasir laut yang dipakai sebagai media. Ia bukan pasir dari tepi pantai, tapi diambil dari tengah laut dengan cara membor,' kata Lanny. Yang disebut terakhir memang cocok digunakan sebagai media sansevieria maupun tanaman lain. Pasalnya, ia tak mengandung kadar garam yang tinggi dan pH netral.
Tertarik membuat sansevieria mini? 'Coba saja dengan media apa pun. Prinsipnya, minimkan hara dan tanam di pot kecil,' kata Gembong. Si kerdil pun tak hanya dinikmati di negeri liliput. Menurut Yoe, kecantikan si mungil bisa dinikmati di atas meja, bahkan di samping komputer, di ruang kerjaDiposting oleh bj-sanse member of Kediri Indonesia Sansevieria Soceity (KISS) di 19.47 0 komentar
Label: Pasir LAut, Sanseveira
Pesona Trifasciata
Inilah legenda karya Jonathan Swift! Di tepi pantai, Gulliver, dokter muda asal Inggris, tergolek pingsan. Ia terdampar setelah kapal layarnya karam dihantam gelombang. Betapa terkejutnya Gulliver kala tersadar. Seluruh tubuh terikat. Ratusan prajurit mini-seukuran 6 inci setara 15 cm-mengelilingi dengan senjata terhunus. Kisah di negeri liliput itu begitu populer ke penjuru negeri. Namun, di Penang, Malaysia, bukan prajurit mini yang terkenal. Di sana, sansevieria mini seukuran 5-15 cm mulai populer.
Pantas sansevieria mini digandrungi hobiis Malaysia. 'Sosoknya imut. Itu menjadi daya tarik buat hobiis pemula,' kata Tham Peng Hooi, pemilik Xiang Fook Garden. Pada Pameran Bunga di Taman Botani Pulau Penang misalnya. Trubus melihat sebagian besar gadis dan ibu rumahtangga yang keluar dari stan Xiang Fook menenteng jinjingan berisi si liliput. Padahal, lidah jin-sebutan sansevieria di negeri jiran-itu dibandrol dengan harga tinggi.
Sebut saja sansevieria dari keluarga trifasciata. Ia dibandrol dengan harga rata-rata RM28 setara Rp70.000. Bandingkan dengan sansevieria serupa yang bersosok biasa, harganya hanya Rp15.000-Rp20.000. 'Bila tak dibuat mini, jarang dilirik. Dianggap tanaman biasa,' ujar Tham. Menurutnya, ide membuat sansevieria mini berasal dari ayahnya, Tham Hok Cheng. Tham senior 'mengerdilkan' sansevieria agar tanaman itu bisa diletakkan di atas meja: di samping komputer atau di dekat asbak.
Ketika itu 2 tahun silam, keluarga Tham mendapat informasi sansevieria bermanfaat bagi lingkungan. 'Kabarnya dia (sansevieria, red) antipolusi dan antiradiasi. Bukankah cocok diletakkan di meja perokok dan pegawai yang selalu di depan komputer?' tanya Tham senior. Lidah naga-sebutannya di China-pun dibuat mini dengan cara sederhana. Rimpang atau anakan sansevieria yang baru muncul ditanam di pot mini berdiameter 8-12 cm dengan media cocopeat murni. Pertumbuhan sansevieria pun terhambat karena media miskin haraDiposting oleh bj-sanse member of Kediri Indonesia Sansevieria Soceity (KISS) di 19.45 0 komentar
Label: Mini size, Sanseveira, Trifasciata
Pembuatan Anakan Sanseveira
Keuntungan teknik cacah, anakan dihasilkan terus-menerus. 'Anakan hasil perbanyakan dengan cacah bisa langsung jadi indukan begitu daunnya dewasa,' kata Iwan. Penggemar encephalarthos itu menyebutnya perbanyakan dari daun ke daun. Karena setiap daun baru potensial jadi indukan untuk perbanyakan berikut, anakan pun seperti tak ada habis-habisnya.
Namun, tidak semua lidah mertua bisa diduplikasi dengan cara cacah daun. 'Sansevieria bermotif belang, terutama hijau kuning atau hijau putih, tidak bisa diperbanyak dengan memotong daun,' ujar Iwan. Risikonya, anakan yang dihasilkan berbeda dengan indukan. Bila tunas muncul dari bagian berwarna hijau, individu baru yang muncul juga hijau.
Risiko busuk lumayan besar, 50%. Penyebab utama, serangan cendawan dan bakteri lantaran pisau tidak steril, bagian luka tidak terlindung fungisida dan bakterisida, serta media terlalu lembap karena air siraman menggenang. Kendala lain, akar lambat tumbuh sehingga pertumbuhan anakan pun terhambat.
Untuk mempercepat akar tumbuh, Andy membungkus bagian bawah cacahan daun dengan tisu. Posisi cacahan tidak ditanam, tapi dibaringkan di atas media. Lalu disiram secara terus-menerus selama 1 bulan dengan larutan perangsang akar. Setelah akar keluar, baru ditanam di media campuran pasir malang dan sekam bakar. Jika ingin memacu tunas lebih cepat tumbuh dan bongsor, sungkup dengan plastik bening. Pertumbuhan daun baru 2 kali lebih bongsor dibanding tanpa sungkupPotong Tahu Sansevieria
Kirkii Coppertone itu dicacah-cacah daunnya membentuk persegi panjang sepanjang 5-7 cm. Lalu ditancap-tancapkan di media pasir hingga mengeluarkan anakan.
Kalau dibiarkan 'bereproduksi' alami paling hanya didapat 1-2 anakan per tahun. Maklum kirkii termasuk jenis yang lamban tumbuh. Makanya ketua Perhimpunan Florikultura Indonesia yang hobiis sansevieria itu mencoba memotong-motong daun kirkii. 'Setek' daun itu lantas dibenamkan di media pasir. Hasilnya dari 1 potong daun muncul
2-3 anakan sekaligus dalam hitungan bulan.
Cara serupa juga dicoba A. Gembong Kartiko, pekebun di Batu, Jawa Timur. Pemilik Sapta Plant & Pottery itu menyebut cara itu sebagai teknik potong tahu. 'Daunnya kan dipotong-potong seperti potongan tahu,' kata Gembong. Caranya, daun kirkii dewasa sepanjang minimal 15 cm dicacah menjadi 5 bagian. Artinya, setiap potong hanya sepanjang 3 cm. Namun, buat pemula pria berambut gondrong itu menyarankan ukuran lebih panjang supaya aman.
Gembong menyemai di media campuran sekam bakar dan pasir malang dengan perbandingan 1:3. Selama 2 minggu cacahan tidak perlu disiram. Memasuki minggu ke-3 baru siram menggunakan larutan mengandung hormon perangsang tumbuh. Sekitar 3-4 bulan kemudian, tunas baru bermunculan. Setelah 6 bulan pascapencacahan, anakan dengan 4 daun siap dijual.
Di Solo, Andy Solviano Fajar, mencoba teknik cacah pada jenis congo. Potongan daun berukuran 3,5 cm x 3,5 cm atau 5 cm x 5 cm ditanam di media pasir malang dan sekam bakar dengan perbandingan sama. Dalam 4 bulan didapat anakan baruDiposting oleh bj-sanse member of Kediri Indonesia Sansevieria Soceity (KISS) di 19.40 1 komentar
Label: kirkii, Sanseveira
Rabu, 23 Januari 2008
What's Up Sanseveira
Spesis ini mempunyai daun yang panjang dan runcing.terdapat dua jenis Sanseivera yang lazim ditemui.Satu jenis berdaun kelabu berbelang hijau tua dan satu lagi berdaun kelabu kekunungan dan berbelang hijau tua.jenis kedua ini juga mempunyai jalur kuning di sekeliling tepi bunganya.Bunganya berwarna putih,berjambak dengan tangkai yang panjang dan tegak.Sanseivera merupakan tumbuhan hiasan yang mudah di tanam dan mudah hidup.Ia boleh tumbuh dengan baik di atas tanah dan di dalam pasu.Benihnya boleh didapati melalui belahan pokok,pemisahan anak,daun atau keratan daun.Oleh itu Sanseivera mudah didapati terutama ditanam sebagai pokok hiasan