Senin, 05 Januari 2009

Selamat Tahun Baru 2009

Selamat Tahun Baru 2009, Semoga di tahun ini kita semakin mendapatkan banyak rejeki, barokah dan Panjang umur. Selain itu pula semoga di tahun 2009 ini Sansevieria semakin jaya dan komunitas Sanse se-Indonesia dan Dunia bisa bergabung dan mengembangkan Sansevieria.

Kami selaku pengelola web site ini, meminta maaf apabila di Tahun 2008 lalu banyak ke-khilafan dan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja, kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Seperti nama sanse Gold Flame, di tahun ini kita bisa menyala seperti obor yang menerangi kegelapan malam. Dengan sanse kita bisa membantu dunia dengan mengurangi polusi dan menjadikan lingkungan lebih hijau (GO GREEN). Di tahun 2009 ini harus lebih baik dan lebih dahyat dari tahun sebelumnya.

Salam Sanse Dahsyaaat !!!!!!!

SELAMAT TAHUN BARU 2009

Minggu, 06 Juli 2008

Kepribadian ganda pada fischerii

Perilaku dan sepak terjang sanse ini memang spesifik. Hasil pembiakan lewat tanam daun, pada mulanya agak pipih dan relatif pendek mencapai + 10 s/d 20cm. Anakan berikutnya lewat rizhoma, perilaku daun cenderung membulat dan memanjang mencapai + 60 cm. Selanjutnya cucu dari anakan rizhoma menunjukkan karakter pribadi sebenarnya, yakni daun menuju ke original foam menjulang ke atas yg makin membulat dan memanjang menyerupai stucky.
Teksture daun berpermukaan kasar warna hijau gelap (dark green) dengan cross banding keperakan (silver), kanal daun membuka sampai ke ujung daun dan ditutup dengan duri lembek dan kering.


Cylindrica "patula"

Masih ingat makanan khas Jawa namanya pethulo, biasanya dimakan bareng ama serabi. Pethulo terbuat dari bahan baku tepung beras dipadatkan kemudian di-citak dengan alat berbentuk silindris tipis dan pajang, diujungkan dipasang lempengan logam berlubang kecil-kecil, terus didorong dengan kayu silindris. Pethulo ini biasa dimakan dengan santan manis gula aren.
Nah, cylindica "patula" ini nggak perlu di-citak, lantaran karakter daunnya memang tumbuh dari batang daun mengipas ke kanan dan kiri. Sanse ini tidak memiliki kanal dan ujung daun berduri semi lembek cenderung tumpul. Teksture daun permukaan agak kasar warna hijau muda dengan cross banding hijau gelap, dan tentu saja untuk memakannya tak perlu harus pake santan.

Limit 9 untuk trifasciata 'green arrow'

Trifasciata berbentuk daun lanset pendek tidak lebih dari 50cm ini, sosoknya memang seperti ujung anak panah atau lebih tepatnya mata tombak. Teksture daun halus berwarna dark green dengan cross banding warna soft green keperakan (silver). Sinar matahari pagi yang langsung menerpanya menjadikan warna dark green-nya makin pekat.
Hasil diskusi dan pengamatan komunitas, trifas ini memiliki sifat alami bawaan menghargai angka 9. Angka 9 bagi "green arrow" adalah angka batas maksimal tumbuh daun pada satu batang. Selanjutnya ketimbang memunculkan daunnya yang ke-10, trifas ini lebih cenderung menghasilkan lebih dari satu anakan lewat rizhoma-nya. Sanse saja bisa tidak tamak dan menjalani kehidupan sesuai dengan porsinya, kenapa kita tidak .........ya.

Rabu, 02 Juli 2008

Si Pawang Hujan, Erythraeae

Dalam tradisi masyarakat Jawa dikenal cara untuk memohon kepada Tuhan YME agar hujan yang turun terus menerus dan berdampak terjadinya banjir dapat berhenti. Permohonan tersebut dengan cara ritual doa bersama di tempat ibadah (pura/ surau/ vihara/ dsj), dilanjutnya dengan meletakkan sapu lidi secara terbalik di depan rumah masing-masing, sebagai lambang agar hujan yang turun dapat berhenti menjadi awan dan turun ditempat lain secara merata.
Erythraeae dalam Trubus Book page 70, konon pernah dinamai schweinfurthii, sosoknya memang kayak sapu lidi terbalik. Sanse ini ber-tekstur daun mulus warna hijau gelap dan permukaan halus, tanpa cross banding, tanpa kanal dan tak ada duri di ujung daunnya, habitat di Erithrae - Ethiopia Africa
Perilaku daun tumbuh dari batang tegak lurus ke atas. Pembentukan batang daun diatas rizhoma-nya cenderung melingkar keluar seperti obat nyamuk bakar. Dan satu lagi perilakunya yg cukup unik, bahwa di komunitas kami tidak ada yang pernah berhasil mebiakkan dengan cara tanam daun, sehingga hanya mengandalkan anakan dari rizhoma.

Kenya Hyacinth pelari marathon tanpa alas kaki

Kenya dalam benak saya pribadi adalah briket batubara, tanah tandus kerontang, susah air, serta banyak menghasilkan atlit lari marathon tak bersepatu. Barangkali hal ini diantaranya yang mempengaruhi sosok dan karakter Kenya Hyacinth.
Sanse ini berteksture daun hijau pekat cenderung hitam kayak batu bara, dengan cross banding hijau muda keperakan, seluruh permukaan daun kasar, dengan kanal ber-list putih tipis sampai ke ujung daun, dan ditutup dengan duri halus yang tajam. Daun tumbuh dari batang daun menjulang ke atas membentuk semburan air. Sanse ini tergolong bandel, relatif tahan serangan penyakit (kecuali erwina barangkali), daya tahan di outdoor tak perlu diragukan, di indoor ber-ac dan minim cahayapun tahan berminggu-minggu. Ketahanannya setara dengan pelari marathon yang berlari berpuluh-puluh kilometer tanpa minum air dan beralas kaki. Itulah si bandel kenya hyacinth.


Selasa, 01 Juli 2008

Ballyii dalam gerabah Lombok

Penggunaan pot yang serasi dan pas dipastikan dapat meningkatkan penampilan sanse ketika diletakkan indoor, yg lazim kita temui bahan baku pot terbuat dari plastik, kaca, kayu, dan tanah, diantaranya adalah gerabah. Nah, kalau wisata ke Nusa Tenggara Barat, disamping Senggigi, Gili Trawangan, Kuta, Tanjung An (salah satu pantai teluk terindah di dunia), plecing kangkung, telur asin Sasak, ayam Taliwang, mutiara alami, jangan lupa gerabah Lombok. Ya .... gerabah Lombok dengan berbagai bentuk unik dan exclusif, sebagai alternif pot sanse yang nyaman.
Ballyii hasil tanam daun ini berusia 2,5 tahun, hampir 2 tahun hidup nyaman dan menghuni pot gerabah Lombok. Ballyii dengan ciri panjang daun hanya mencapai 30cm ini, daun tumbuh tak beraturan tanpa ada lengkungan sliding dari pangkal batang, terdapat kanal yg tak sampai ke ujung daun, duri keras, warna daun hijau muda, cross banding hijau pekat.