Si Pawang Hujan, Erythraeae
Dalam tradisi masyarakat Jawa dikenal cara untuk memohon kepada Tuhan YME agar hujan yang turun terus menerus dan berdampak terjadinya banjir dapat berhenti. Permohonan tersebut dengan cara ritual doa bersama di tempat ibadah (pura/ surau/ vihara/ dsj), dilanjutnya dengan meletakkan sapu lidi secara terbalik di depan rumah masing-masing, sebagai lambang agar hujan yang turun dapat berhenti menjadi awan dan turun ditempat lain secara merata.
Erythraeae dalam Trubus Book page 70, konon pernah dinamai schweinfurthii, sosoknya memang kayak sapu lidi terbalik. Sanse ini ber-tekstur daun mulus warna hijau gelap dan permukaan halus, tanpa cross banding, tanpa kanal dan tak ada duri di ujung daunnya, habitat di Erithrae - Ethiopia Africa
Perilaku daun tumbuh dari batang tegak lurus ke atas. Pembentukan batang daun diatas rizhoma-nya cenderung melingkar keluar seperti obat nyamuk bakar. Dan satu lagi perilakunya yg cukup unik, bahwa di komunitas kami tidak ada yang pernah berhasil mebiakkan dengan cara tanam daun, sehingga hanya mengandalkan anakan dari rizhoma.
0 komentar:
Posting Komentar